TTC - Pengalaman Melakukan Tes HSG
Guna melanjutkan program hamil dengan dr Irmita, saya harus melakukan tes HSG. Apa itu tes HSG?
Histerosalpingografi (HSG) adalah pemeriksaan dengan menggunakan sinar Rontgen (sinar-X) untuk melihat kondisi rahim dan daerah di sekitarnya. pemeriksaan ini umumnya dilakukan pada wanita yang memili masalah infertilitas atau keguguran berulang.
Di Pekalongan ada du klinik yang menerima pemeriksaan HSG; Klinik Cito dan Gajah mada. Saya memilih Klinik Gajah Mada waktu itu. nggak ada pertimbangan khusus sih, mau disitu aja. Pdahal bisanya saya memilih Cito. Secara lebih erkenal klinik itu juga, tapi kali ini saya memilih Gajah mada saja.
Kami melakukan janji dulu di hari pertama saya Haid. Prosedurnya memang begitu. DI hari ke 10 nnati baru tindakan. Sebelumpemeriksaan pasutri tidak boleh berhubungan badan, ditakutkan ada benih yang sudah terbuahi meskipun presentase nya kecil.
DI hari ke 10 saya dan suami datang ke klinik. kami dapat no 3 kalau nggak salah. Yang antri lumayan banyak, tapi nggak semuanya mau HSG. ada yang periksa ke dokter ynag praktek disana juga.
Singkat kata, akhirnya saya pun dipanggil masuk. Perasaan saya sudah nggak karuan. Sampa. dalam saya disambut suster muda. Sayngta muda seperti anak masih magang. Saya harus melepaskan celana dalam saya dan lanjut berbaring di ranjang khusus. Ranjangnya khus dibuat transparan seperti kaca. dan seperti ruang tindakan lainnya, rasanya nggak nyaman buat saya. hahaha, emang dasarny apenakut!
Si suster nggak sendirian. Ada satu lagi lelaki lebih dewasa yang bertugas memfoto dan mengarahkan. Waktu itu menurut saya tu mas-mas kurang ramah. “Tidur aja langsung. Nanti demprot kanan dan kiri, langsung udah. Kaya ibu yang barusan, cepet.” kata dia singkat.
Semoga saya bisa selancar ibu sebelunya, kataku dalam hati.
Setelah memasnag kateter dan membersihkan liang Vaginaku, si perawat mulai memasang selang dan alat semprotnya. Yes, Kita akan disemprot cairan dengan kekuatan cukup besar ke dalam rahim. Dua kali; kanan sekali kemudian difoto dan di sisi lainnya. Tapi proses yang saya alami nggak sesimple itu.
Sakiiiiiiiitttttt banget rasanya. Pas cairan dimauskkan ke kanan saya masih bisa tahan, tapi di tuba kiri saya nggak kuat dan langsung keluar semua cairannya. Si masnya sempat ngomel-ngomel tapi saya masa bodo. Saya udah kesakitan nggak karuan.Badan saya dingin dan menggigil. Suster membantu saya melepas alat-alat yang menempel. membersihkannya dan membantu saya memakai pakaian.
Tapi saya tetap nggak bis abangun dari tempat saya tidur. rasanya nyeriiiii luar biasa. Owh ya, say abaru ingat kalau waktu itu saya nggak makan apapun dari pagi, sengaja puasa biar lebih kosong perutnya. Tapi akibatnya malah sakit banget. Saya nggak tahu ada pengaruhnya atau tidak. Tapi suami harus menggendongku sampai mobil. Aku langsung di beri obat Ponstand waktu itu. Alhamdulillah smapai rumah mulai reda rasa sakitknya.
Setelah itu saya browsing tuh, ada yang bilang ternyata kalau mau HSG itu jangan puasa. Apalagi yang punya magh akut (seperti saya). Dari pengalaman dia (Aku lupa siap ayang sharing waktu itu), ada HSG yang dibius total dan ada yang nggak. Nah yang saya lakukan itu HSG tanpa bius jadi harusnya say anggak boleh puasa. kalau bius total baru deh puasa. Belum cek langsung kebenaran ilmiahnya sih. Tapi ada baiknya kalau kalian mau HSG lebih baik makan dulu aja. Jangan sampai perut kita kosong. Jangan sampai sakit dan tertatih-tatih seperti saya.
Kesimpulan saya HSG itu sakiiiit banget. Kalau bis acari klinik yang lebih bersahabat pelayanannya. Kalau pelayanannya nggak baik bikin mood kita juga jelek. Sakitny ajadi berlipat deh. Untuk biayanya waktu itu sekitar 250.000.
Hasil HSG Aku
Hasilnya nggak langsung dikasih. Kudu nunggu keesokan harinya. Kami datang siang dan sorenya langsung ke dr Irmita. Hasilnya nggak baik waktu itu. Ada hidrosalping di tuba kiri dengan tuba non paten dan semi non paten tuba kanan (alias sempat ada sedikit cairan masuk tapi jalannya nggak kelihatan gitu. Sedih pasti. Langsng down dan apalagi ini ya Allah.
Kami pasrah dan dr Irmita menyarankan saya untuk Laparoscopy waktu itu. Atau mau lanjut terapi vitamin lagi katanya memberi pilihan. Kami memilih pulang dulu untuk berdiskusi. Mencari tahu apa Laparoscopy itu dan sebagainya.
Setiap usaha memang terkadang memberikan rasa sakit, dan rasa sakit yang bertubi-tubi itu bisa jadi kekuatan nantinya. Optimis, kami masih yakin Allah akan memberikan kami keturan. Berusaha semaksimal mungkin dan biarkan Allah yang menjawabnya.
Komentar
Posting Komentar